Minggu, 07 Februari 2016

Tradisi Muslim Nusatara

 SENI BUDAYA DAN TRADISI ISLAM NUSANTARA

          Yang dimaksud dengan seni budaya lokal yang bernafaskan islam adalah segala bentuk kesenian yang berasal dari atau berkembang di daerah asli Indonesia yang dipengaruhi oleh ajaran islam. Berbagai budaya lokal yang bernafaskan islam antara lain :
 1.    Selawat nabi Muhammad SAW ciri khas :
-          Penggunaan rebana
        - Adanya puji-pujian dalam bahasa arab
        - Susunan nadanya bernafaskan islam

 2.     Musik Gambus dan rebana
     Ciri khas musik ini adalah:
-           -  Diringi dengan alat musik seperti, gambus, kecapi petik, marawis, atau alat music modern
            -  Syair bernafaskan islam, baik berupa nasihat, shalawat nabi baik dalam bahasa Indonesia, arab             maupun daerah .
Rebana, genjring, atau dalam kosakata bahasa Inggris disebut tamborine adalah alat musik Islami terbuat dari papan kayu pilihan, dibulatkan dan dilobangi dengan menggunakan mesin bubut bertenaga listrik dengan desain khusus agar menghasilkan suara yang khas. Pada sisi sebelahnya dipasang kulit kambing yang sudah disamak putih. Dengan ketrampilan, keahlian serta kesabaran dalam penggarapannya maka akan menghasilkan salah satu karya seni Islami dalam bentuk Rebana berkualitas. Rebana yang bagus adalah yang bersuara jernih,tidak fals, dan tentu saja yang berpenampilan kilap atau esklusif.
            Eksistensi Rebana Kaliwadas bermula dari keuletan bapak Madali (alm.) dan bapak Toip ( ayah kami ) dalam membuat alat musik Islami ini pada era 1940-an. Saat itu pembuatan rebana bisa dibilang masih terbatas dan hanya sebagai pengisi waktu luang disela-sela kesibukan mereka bertani. Pembeli dan penikmat suaranya yang khas pun masih sebatas orang-orang berusia tua  dan di daerah terdekat saja. Jenisnya saat itu hanya ada dua macam yakni Rebana Syrakal  dengan diameter 36-39 cm dan Jawa Klasik yang terbuat dari Glugu atau kayu Kelapa. Pembuatan bodi Rebana dan Jawa saat itu masih menggunakan cara manual, yaitu dengan menggunakan alat tatah untuk mendesain dan melobangi. Itupun masih bekerja sama dengan seseorang yang berasal dari daerah Jatilawang, Banyumas. Baru pada era menjelang 70 an orang tua kami mulai merancang pembuatan bodi Rebana dengan menggunakan mesin bubut meski masih dengan menggunakan tenaga kaki ( digenjot ) agar as yang telah dipasangi bulatan kayu rebana bisa berputar.

3.      Tari Zapin
Tari zapin bisa kita temukan di Riau. Tari ini diiringi irama gambus, yang diperagakan oleh laki-laki yang berpasangan dengan mengenakan sarung, kemeja, kopeah hitam dan songket dan ikat kepala lacak/destar. Tari ini dipentaskan pada saat acara upacara pernikahan, khitanan dan hari raya islam . Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan.
Musik pengiringnya terdiri dari dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas. Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Tari Zapin sangat banyak ragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya sama, ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatera, Semenanjung Malaysia, Sarawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan Brunei Darussalam.

      4.        Tari seudati
Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah. Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesi . umumnya diperankan oleh laki-laki dengan menari dan membuat bunyi tabuhan dengan alat music tubuh mereka sendiri, sewaktu menepuk tangan, dada, sisi tubuh dan menggertakan jari-jarinya .

5         5.    Santriswaran
Santriswaran adalah grup music dengan alat terbang, kendang, dan kemanak. Nadanya mengiktui nada gamelan. Syair-syairnya memuat ajaran-ajaran islam dan budaya jawa yang disisipi dengan selawat nabi. Santriswaran dikembangkan oleh seniman keraton Surakarta.

6          6.    Tari menak
            Diciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX raja jogyakarta, tari menak mirip wayang orang tetapi tari menak diambil dari serat menak. Cerita menak adalah berbahasa jawa / sunda yang disadur dari parsi . Tari Menak Koncar adalah tari tunggal putra alus yang memiliki teknik gerak, irama gendhing tari yang rumit dengan vokabuler gerak yang bervariasi serta menampilkan karakter tari yang alus,  luwes, dan lincah (cakrak). dengan penguasaan unsur wiraga,  wirama dan wirasa dan Hastha Sawanda secara utuh dengan penjiwaan tari yang menyeluruh.
   
  7.      Wayang
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia. Banyak negara memiliki pertunjukkan boneka. Namun, pertunjukkan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikkan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Dan untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Warisan Dunia pada tahun 2003.
Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukkan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian, kejeniusan lokal, kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukkan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukkan di Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukkan wayang berasal dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi “si Galigi mawayang” . Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukkan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu, dimana pertunjukkan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata . Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukkan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukkan yang ditonton hanyalah bayangannya saja, yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit.
Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.Pun ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto SJ pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber cerita berasal dari Alkitab.
Jenis-jenis wayang :

Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku : Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar.


1.      Wayang Jawa Yogyakarta
2.      Wayang Jawa Surakarta
4.      Wayang Jawa Timur
5.      Wayang Bali
6.      Wayang Sasak (NTB)
8.      Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
9.      Wayang Betawi (Jakarta)
10.   Wayang Cirebon (Jawa Barat)
11.   Wayang Madura (sudah punah)
12.   Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)

8. Suluk

Suluk adalah tulisan dalam bahasa jawa maupun arab yang berisi pandangan hidup orang jawa. Serat wirid adalah tulisan pujangga jawa yang berisi bacaan-bacaan baik jawa maupun arab yang dibaca berulang-ulang. Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat). Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.
Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik.

9. Muludan
Adalah perayaan hari lahir Nabi Muhammad Saw yang umumnya diisi dengan berbagai acara dan nama tersendiri missal di keraton Yogyakarta, Surakarta, Cirebon menyelenggarakan sekaten dan grebek mulud yang diisi dengan mengarak sedekah raja berupa makanan dari kediaman raja ke masjid Agung lalu diberikan kepada rakyat. SUDAH menjadi sebuah keniscayaan, tiap orang memiliki orang yang sangat ia idolakan. Yang menjadi alasannya, manusia dilahirkan dari rahim ibunya kemudian hidup dalam keluarga, baik keluarga yang memiliki anggota keluarga yang banyak, atau hanya memiliki ayah dan ibu saja, ketika lahir –menurut sebuah teori– seorang bayi itu memiliki sifat “meniru” kepada lingkungannya.
Agama Islam adalah agama yang diturunkan kepada umat manusia yang disebarkan oleh baginda Nabi Muhammad saw mengajarkan kepada umatnya untuk selalu taat dan patuh kepada yang diperintahkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Ini merupakan perintah yang sangat sesuai dengan potensi yang ada pada diri manusia, “meniru”.
Tanggal 12 Rabi’ul Awwal –yang bagi sebagian orang, ini merupakan angka keramat–adalah tanggal kelahiran Nabi Muhammad. Bagi sebagian kalangan, ada semacam kegiatan khusus yang diselenggaran untuk memperingati kelahiran (baca: maulid) Nabi, mulai dari acara yang mengandung unsur si’ar Islam, sampai acara yang berhubungan dengan ritual mistis, tergantung keyakinan dan kebiasaan masing-masing. Yang terpenting, setiap kejadian apa pun tentunya harus dapat mengambil hikmah demi terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik dalam diri.

10. Selikuran
 Dilakukan dikeraton Surakarta dan Yogyakarta setiap tanggal 21 Ramadhan yang bertujuan untuk menyambut malam lailatul qodar . SULTAN Agung Hanyokrokusumo banyak memberi warna Islam di Mataram (1613-1645). Raja besar itu berhasil memadukan dengan jarmonis tradisi-budaya Islam yang diwariskan oleh para wali dengan tradisi Hindu-kejawen yang telah lama tumbuh dan hidup dalam masyarakat Jawa. Salah satunya adalah tradisi menyambut malam Lailatul Qadar –masyarakat Jawa menyebutnya malam selikuran, yaitu ritual pada malam-malam tanggal  ganjil pada sepertiga terakhir bulan Ramadan. Tak hanya Sultan Agung, para penerusnya pun tetap melestarikan tradisi malam selikuran bahkan ketika kerajaan terpecah menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Itlah sebabnya di masyarakat pedesaan wilayah Yogyakarta dan Surakarta, tradisi malam selikuran ini tetap terrpelihara hingga kini.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar